Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Cerita

Negosiasi Mazhab Kremlin

Sepertinya sudah 1,5 tahun sejak aku pertama kali berkarir sebagai seorang apoteker, dan langsung dihadapkan pada proses membangun semuanya hampir dari nol. Waktu itu, aku untuk pertama kali menyadari gap knowledge dan skill yang amat lebar dalam karir profesional ini: ilmu komunikasi. Hemm, begitulah temanku. Padahal ini ilmu yang sangat penting. Aku sadar betul bahwa dalam setiap pertemuan dengan sales distributor dan produk manager dari obat-obat dan alkes yang datang, tidak ada satu pun kesepakatan menguntungkan yang terjalin buat klinik yang baru ini. Yang ada hanyalah kesepakatan standar yang sama halnya dengan outlet-outlet lain yang sudah ada. Yaa kalau begitu, untuk apa ada pertemuan dan pembicaraan jika memang yang dibicarakan sudah pasti akan disepakati? Kalau boleh, mungkin aku akan memberikan buku Igor Ryzov ini ke aku yang hidup pada bulan November 2022 itu. Saat itu, dia pasti akan langsung membacanya hingga habis.

Cara Evaluasi Pembelajaran yang Baik

Sebenarnya cara evaluasi pembelajaran yang baik itu seperti apa? Guru Gembul dalam sebuah podcast di Malaka Project bilang bahwa seorang siswa yang bisa potong rambut teman-temannya bisa lulus dalam suatu mata pelajaran. Wahh kupikir itu bagus, bahwa bentuk evaluasi itu tidak mesti saklek mengikuti standar, tapi beradaptasi mengikuti manusia yang dievaluasi. Tapi, sepertinya aku tidak setuju jika hal yang demikian dilakukan pada level perguruan tinggi/universitas, bukan karena tidak mau, tapi karena memang tidak cocok. Kenapa? Pertama, penilaian di pendidikan tinggi sebenarnya sangat berbeda dengan di pendidikan dasar-menengah. Murid-murid di pendidikan tinggi, biasanya sudah sadar dengan kehendak sendirinya, bahwa mereka akan menjadi seorang ahli psikologi, seorang ahli ekonomi, atau pun seorang insinyur teknik. Mereka sadar dengan sendirinya, bahwa mereka datang ke perguruan tinggi itu untuk menjadi seorang profesional di bidangnya. Nah, disitulah bedanya: profesional. Mahasiswa di p

Dokumentasi

Baru saja selesai nonton videonya bang David Gadgetin, muncul iklan Samsung S24 Ultra yang langsung saya close pada 3 detik pertamanya. Terlihat scene orang-orang yang menonton ballad concert, secara kompak mengangkat handphone, menyalakan kamera, seperti disutradarai oleh seorang mastermind. Ya tentu ada sutradara, namanya juga iklan :/ Tapi, tentu saja itu bukan hal baru. Seorang mastermind itu tahu budaya dokumentasi sudah mulai ada sejak pertama kali piranti telekomunikasi punya kamera, dipercepat dengan facebook, instastory, dan TikTok. Hemm, oleh karena itu kini Samsung S24 Ultra hadir dengan teknologi terbaru, kamera 1 juta megapixel, sensor ultrainsting +kenbunshoku, dan superanti-goncang. Jiakhh malah iklan . Tapi, memang kapan sih kita semua punya waktu untuk meninjau ulang? Dokumentasi itu (arsip), di PBF biasanya cuma disimpan tiga tahun. Abis itu dibuang . Ada peraturan retensi arsip yang dibikin oleh ANRI, diklasifikan arsip itu dalam tiga kategori: bernilai administrasi,

Trapped on Medieval Centuries

Beberapa waktu yang lalu aku menamatkan seri pertama dari Lord of The Rings, setelah anime Frieren tamat. Tema ceritanya sama-sama abad pertengahan, petualangan-petualangan, kurcaci, elf, manusia, serigala, goblin, dan lain-lain. Sungguh sangat menarik dan sampai sekarang pun masih tidak bisa lepas. Kenapa ya? Mungkin, satu hal yang paling aku inginkan adalah bisa berpetualang dengan bebas. Hemm, aku ingin melakukannya. Aku ingin berpetualang.

Tentang Buku Ahmad Tohari Lingkar Tanah Lingkar Air

Mengisahkan pengalaman Amid sebagai seorang tentara gerakan separatis. Pengalaman-pengalamannya yang lari dan sembunyi, diam-diam datang dan pergi, tiba-tiba menyergap atau disergap. Dilatari situasi paling awal masa-masa kemerdekaan RI yang rawan serta masih belum cukup aman untuk warga sipil biasa. Masa perang itu tidak enak.

Kontrol

Sistem yang baik, selalu punya mekanisme kontrol yang baik pula. Sebagai contoh, sistem kehidupan terkecil di tubuh, yaitu sel, harus bisa menentukan dengan tepat soal protein apa yang harus diproduksi, protein apa yang harus di-stop produksinya, dan seberapa banyak jumlahnya. Selain karena kebutuhan normatif sel tersebut, ia juga harus mampu mengadaptasikannya pada berbagai kondisi tubuh secara umum, atau lingkungan biologis disekitarnya secara khusus. Nah, proses adaptasi ini umum terjadi dalam mekanisme umpan balik (feedback). Sel itu, sebutlah ia normalnya memproduksi Insulin dalam jumlah yang konstan. Kalau suatu waktu sel menerima informasi bahwa kadar glukosa darah tiba-tiba meningkat. Ia akan menaikkan produksi Insulin-nya. Itu namanya umpan balik positif. Kalau asupan glukosa ke sel tersebut turun, maka produksi Insulin juga akan di-stop/di-kurangi. Itu namanya umpan balik negatif. Itu adalah tugasnya dari sel beta di pankreas. Nah, hal yang tidak mungkin (dan tidak boleh) dil

Kumpulan Catatan Peninggalan

Salam hormat kepada para pendahulu yang telah menetapkan dasar-dasar dan inovasi dalam bidang yang kini aku geluti. Di sini, aku mencatat beberapa nama, sebagai pengingat saat lupa, sebagai inspirasi saat demotivasi. Semoga aku bisa melanjutkan estafet perjuangan ilmu pengetahuan dengan sebaik-baiknya. dr. Dr. Achmad Hudoyo, SpP(K) (1950 - 2022) , staf pengajar Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI-RSUP Persahabatan. Beliau menemukan satu inovasi yang bagus pada tahun 2019, beliau memaparkan itu dalam pidato disertasinya. Namun, tetap saja usia adalah batas manusia. Rhyme in Peace, semoga husnul khatimah. Aku membuat catatan ini, sebab di sela-sela membaca artikel soal tesis-ku, aku menemukan artikel tentang inovasi teknologi deteksi dini kanker paru yang beliau kembangkan.

Mendirikan Tenda dan Tali Temali

Oke, seperti biasa, dalam upaya memelihara kisah dan pengalaman di masa lalu, aku akan menceritakan kembali kegiatanku di Pramuka. Rabu, 5 Maret 2014 Waktu itu sebenarnya libur sekolah, karena kelas 12 sedang try out dan seluruh ruang kelas dipakai. Sehingga hari ini tidak ada latihan. Namun, aku tetap datang ke ruang pramuka untuk rapat. Iyaa, rapat lagii. Ngebahas kebutuhan anggaran, program latihan, dan program kerja. Selebihnya aku tak tahu, tak ingat. Yang pasti, jika ke ruang pramuka, sudah dipastikan aku selalu menghabiskan banyak waktu di sana apakah itu bersama dengan si Carwan atau yang lain. Sabtu, 8 Maret 2014 Hari ini para anggota latihan dengan proper, dengan belajar mendirikan tenda dan tali-temali. Sepertinya, rapat minggu kemarin benar-benar efektif. Latihan hari ini juga diakhiri dengan sparing bola. Pelaksanaan program sajibcu juga sukses. Mantaplah. Aku juga mencatat bahwa hari itu ada sharing dimana dipertimbangkan untuk penghapusan beberapa butir program latihan d

Digital Detox (Serious Version)

Iyap benar, ini adalah perjalanan digital detox versi serius, yang mulai aku lakukan sejak 19 Desember 2023. Sebenarnya alasannya simpel, supaya aku benar-benar serius menyelesaikan proposal tesis di akhir-akhir waktu yang semakin mepet ini. Di hari ketiga, yaitu hari saat tulisan ini di rilis, aku melakukan refleksi terhadap daftar distraksi yang aku alami selama tahun 2023 ini. Berikut ini adalah hasil refleksiku. Daftar distraksi: Instagram : aku sudah lupa kapan terakhir kali menginstall app-nya, sehingga aku hanya bisa membukanya via browser, dan itu pun harus login dahulu. Meskipun terkadang aku membuka Instagram secara tidak sadar (iya benar, selalu saja tiba-tiba akun ingin login kembali) akhir-akhir ini aku kebanyakan hanya membuka instagram untuk ngepoin story dan post dari akun event-event perpolitikan dan tokoh-tokoh yang sedang hangat dibicarakan, seperti bijakmemilih, ubahbareng, bivitrisusanti, harisazhar, okkisutanto, dll. Pun ternyata dari membuka-buka Instatgram hari

Semua Pendapat Saya dan Diskusi di Grup WhatsApp Soal Krisis Pengungsi Rohingya

Ada baiknya fokus pemerintah itu: bagaimana mengembalikan Rohingya ke Cox's Bazar , Bangladesh. Bukan malah membuat "Cox Bazar kedua" di sini. Presentasi Hendrik Therik (UNHCR) 16 Desember 2023 Cox Bazar di Bangladesh itu bertetangga dengan Rakhine. Kalau Myanmar sudah damai, tidak perlu repot mengembalikan Rohingya ke asalnya. Menerima Rohingya di Aceh itu bukan sebuah solusi, justru akan membuat gelombang kedatangan mereka semakin banyak dan menimbulkan persoalan baru. Paling tepat adalah menyelesaikan persoalan Rohingya di akar masalahnya, yaitu di Myanmar, secara geopolitik dibutuhkan peranan ASEAN untuk menekan Myanmar. Menyangkut kemanusiaan tak ada perdebatan, saya sependapat. Pertanyaan kok bisa bebas mereka masuk ke batas negara kita? Lalu apa mereka bisa membobol pertahanan laut kita? Sehingga sangat bebas mereka berqara wiri dilaut kita ... jika kita tahu ada mereka di laut dgn jumlah sekian2 dilaut, lalu kok masih diam saja? Menunggu mereka mendarat? Why .. Me

Dekat dari IKN, Jauh dari Laptop Presiden

Sebuah desa di pedalaman Kalimantan Utara, tidak memiliki akses internet (per 2017) dan hanya bisa dijangkau lewat transportasi udara dari kota pusat pemerintahannya, Malinau. Sembako dan mobil-mobil di daerah itu pun dipasok dari negara tetangga. Kenapa? Karena alih-alih terkoneksi ke Indonesia, jalan dan orang di Long Bawan justru terkoneksi ke Malaysia. Minyak goreng yang harusnya 15K malah jadi 35K. Apa tidak ada cara merebus, mengukus? Begitu sih kata Charlotte Linlin. Listrik? Jangan tanya.. Setidaknya menurut laporan Kompas.id (per 20/11/2022) dan Benuanta.co.id (per 06/09/2023), 3000 lebih warga Krayan masih mengandalkan diesel yang ditenagai 80 Kiloliter BBM untuk menyuplai kebutuhan listrik mereka. Kalau jembatan putus, tidak ada listrik, tidak ada belajar di waktu malam, tidak bisa melanjutkan duolingo streak 🙁 Apa itu kendaraan listrik? Listrk kami murni masih pakai BBM bosqq Ini berawal dari cerita Temanku yang menceritakan semua ini, telah menyelesaikan studi di salah sa

Selama-lamanya Alam Semesta Ada, Konsep Farmakologi Selalu Sama

Obat itu senyawa. Efek terapi, efek samping, efek toksik dan efek lain-lain intinya adalah efek. Bagaimana senyawa tertentu bisa menghasilkan efek? Di situlah letak konsep yang namanya mekanisme. Mekanisme menjembatani proses yang terjadi antara senyawa dan efek. Senyawa > mekanisme > efek Semua cerita farmakologi dapat disimplifikasi dengan konsep itu. Oke. Bagaimana menguji kebenarannya? Simpel. Menyelam dan timbul saja dalam imajinasimu. In casu, yang dimaksud efek adalah reaksi setelah senyawa diberikan. Sehingga efek pada dasarnya adalah reaksi. Sehingga aksinya adalah senyawa diberikan. Senyawa "harus diberikan dulu" kepada objek baru kemudian muncul reaksi. Yaiyalah wkwk. Apa objeknya? Organisme. Bakteri juga termasuk? Iya. Tumbuhan juga? Tentu. Tumbuhan tertentu seringkali diberikan hormon untuk memicu perbungaan dan perbuahannya sehingga lebih cepat dan buahnya lebih lebat. Hormon tersebut berlaku sebagai obat. Efek yang diinginkan: bunga dan buahnya banyak.

Ini Pengalamanku Dalam Upaya Memahami Sistem Manajerial Apotek (True Story)

Sistem managerial ya? hemm ya karena ini PKPA, sebenarnya mereka tidak secara eksplisit menjelaskan: "nih begini sih sistem managerial kita, ini begitu, itu begini, dan sebagainya", tapi walaupun _kita tidak bertanya_, akan terlihat sendiri alur pekerjaan itu menggambarkan sistem manajerial yang mereka terapkan. Tapi mari kita mulai dari awal. Sewaktu aku dan kawanku pertama kali datang ke apotek, kami mendengarkan ceramah dari si pimpinan apotek, intinya sih kepala cabang, atau bahasa kerennya Branch Manager. Disitu kami baru belajar kalau ternyata ada lho yang namanya Branch Manager, dan oleh beliau kami dikenalkan oleh Apoteker Pendamping, yang merupakan orang asli Bangka Belitung, yang ternyata suka lagu indie senja kopi gitu, yang akan jadi pembimbing kami selama PKPA di apotek. Bapak Branch Manager ini gak banyak terlibat dengan kami lagi setelah itu, sebab beliau berpesan jika ada yang ditanyakan, silahkan tanya saja pada mas Aping itu. Selanjutnya, setelah mendengarka

Catatan Tentang Kemiskinan

Revolusi industri memang membuat ekonomi berjalan maju lebih cepat dari sebelumnya, ditemukannya mesin-mesin dan adanya pembagian kerja dalam proses produksi membuat proses produksi jadi makin efektif dan efisien. Namun, perputaran ekonomi yang dihasilkan industri ternyata tetap tidak mampu untuk menyejahterakan semua orang. Si Miskin tetap ada pada zaman apapun itu. Amartya Sen, dengan konsep kebebasan-nya itu, menyebutkan bahwa kemiskinan adalah keterbatasan yang dimiliki seseorang untuk memutuskan atau memilih kehendaknya sendiri. Tentunya, sebelum beliau dan hingga kini pun, ada banyak ahli ekonomi yang masih berusaha untuk mendefinisikan kemiskinan. Mulai dari definisi yang berbasis konsep, hingga data. Contohnya, menurut tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), kemiskinan adalah suatu kondisi dimana daya beli seseorang < $1,25. Nilai tersebut adalah batas untuk kemiskinan ekstrim, sehingga para ahli juga telah mengkategorisasi jenis-jenis kemiskinan. My Instagram .

Kepercayaan dan Ekonomi

Max Weber mengungkapkan bahwa kepercayaan protestanisme berperan penting dalam memakmurkan ekonomi suatu negara. Aku belum sepenuhnya memahami kenapa demikian, sebab nyatanya ada pula negara yang mayoritas penduduknya Katolik, Budha, Shinto, dan Islam yang mencapai puncak kejayaan pada awal abad ke-20 itu. Disebutkan dalam argumentasi beliau, bahwa core beliefs yang menjadi alasan orang-orang protestanisme menjadi bekerja lebih giat sebab mereka percaya bahwa bekerja dan hidup frugal adalah hal yang meningkatkan kesempatan mereka untuk "dipilih" oleh Tuhan. "Salvation" yang maknanya "terselamatkan dari dosa", berarti menghindari hidup bermewah-mewah namun juga tidak hidup bermalas-malasan. Doktrin seperti ini menjadi alasan kaum protestanism untuk menghindari membeli barang-barang mewah, sehingga mereka lebih banyak menginvestasikan kembali uang ke dalam bisnis, atau malah menyumbangkannya kepada komunitas. Menurutku, argumen Weber tidak sepenu

Kenapa Bisnis harus Membayar Polusi

Pagi ini aku mempelajari soal Pigouvian Tax yang pada intinya adalah bisnis berkewajiban untuk membayar biaya eksternal dari dampak yang mereka lakukan terhadap lingkungan di sekitarnya. Arthur Pigou menyebutkan bahwa industrialis   umumnya tidak memiliki interest terhadap sosial-lingkungan, melainkan hanya kepada keuntungan produk yang ia tawarkan. Industri, selain berada dalam sisi yang bermanfaat bagi pasar sebab menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan masyarakat. Juga "berdiri" di depan "limbah" yang mereka alirkan lewat saluran di pintu belakang. Tidak ada yang bisa menyangkal manfaat industri, setidaknya hingga Arthur Pigou pada dekade 1950-an mengutarakan sisi lain industri dengan jujur. Tapi, kenapa baru tahun 1950 gagasan ini muncul? Well, mungkin memang pada saat itulah saat yang tepat. Setelah satu dekade lebih revolusi industri berjalan, para pengamat lambat laun menyadari bahwa pertumbuhan industri yang besar-besaran tidak selamanya inda

Cerita Tentang Air

Semua makhluk hidup membutuhkan air, kecuali Tardigrade yang sedang berhibernasi. Sebaliknya, tidak semua orang butuh berlian. Orang miskin lebih butuh air bersih untuk minum dan mencuci daripada berlian. Akan tetapi, bila ditawarkan kepadanya satu butir berlian dan satu galon air. Mungkin mereka akan memilih satu butir berlian. Mereka paham betul bahwa satu butir berlian bisa membeli bergalon-galon air dibandingkan satu galon air itu. Walaupun saat itu mereka sedang kehausan. Bagaimana jika penawaran dilakukan saat mereka benar-benar sekarat karena kehausan? Mungkin situasi yang sebaliknya akan terjadi. Mereka akan pilih segalon air. Situasi sekarat berarti situasi genting antara hidup dan mati. Mempertahankan hidup tentu saja lebih bernilai daripada sebutir berlian. Kehidupan itulah nilainya. Nilai dari berlian dan segalon air jadi benar-benar subjektif. Walaupun air adalah material terbanyak penyusun makhluk hidup, tapi air nyatanya tidak seberharga itu. Kadang bisa dipe

Cerita Tentang Input dan Output

Pernah gak kita menyadari bahwa tubuh manusia yang berkembang sejak bayi hingga dewasa adalah contoh terbaik untuk menggambarkan teori produksi. Bayi mengonsumsi makanan dalam jumlah yang sedikit, mereka memang butuh makanan, akan tetapi makanan yang terlalu banyak tidaklah cocok dengan skala sistem pencernaan yang mereka punya saat itu. Sedikit makanan yang mereka terima juga haruslah berkualitas tinggi, dan memiliki nutrisi yang cukup agar bisa mengembangkan daging, tulang, dan jaringan ikat-nya. Bayi, balita, dan anak-anak, adalah fase fast-growing dari perkembangan manusia. Nafsu makan sedang tinggi, keingintahuan apalagi. Akan jadi bencana bagi sistem tubuh mereka, apabila input yang diperoleh malah tidak cukup dan seimbang. Jika demikian, maka output-nya, bisa tidak maksimal. Menambah input karbohidrat secara berlebihan ke tubuh anak-anak tidak bikin anak-anak jadi makin cepet gede . Sistem tubuh yang dimiliki anak-anak belum mampu untuk memproses dua bakul nasi. Kala

CAPEK: Catatan Akhir Pekan: From Thamrin To Gondangdia

Setelah sibuk mengikuti event kampanye pemberlakuan cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) dari Forum for Youth Indonesia kemarin, aku gabut dan kembali berjalan-jalan di sekitar Jakarta. Aku nongkrong di danau di kawasan Thamrin, menikmati gestur selamat datang dari Patung Selamat Datang, dan menyusuri jalan-jalan hingga ke Masjid Istiqlal. Pulangnya, kembali menyusuri jalan hingga St. Gondangdia yang benar-benar memiliki arsitektur yang berbeda dengan stasiun KRL pada umumnya. Terutama lantainya, yang sepertinya khas hanya ada di Gondangdia. Selama perjalanan ke sana, tentu karena aku berjalan kaki, aku melewati banyak pemukiman- pemukiman marginal. Kiri apartemen kanan kontrakan. Depan KRL, atas jalan layang. Ojol beristirahat di warung-warung kopi, warteg siap sedia melayani kelaparan dengan masakan Jawa-nya yang khas. Orang asing berbeda kulitnya, bertemu di pinggir jalan, satu keriting satunya pirang. Entah kenapa kupikir mereka bertemu di situ? Bukannya lebih mudah dan fa

Cerita Tentang Budaya

Aku rasa benar anggapan orang-orang yang telah bepergian ke banyak tempat: travelling benar-benar membuka mata, membuatmu pernah mengalami hal-hal yang tak pernah kamu bayangkan sebelumnya. Aku rasa seminimal mungkin, travelling atau pergi ke tempat baru akan membuatmu mengalami sendiri apa yang biasanya kamu lihat di film dan televisi. Seperti tadi, aku pergi ke kafe dekat rumah dan memesan kopi. Untuk pertama kalinya sejak sekian lama aku pergi ke kafe, dan hal yang membuatku melakukannya adalah sinyal wifi di kos yang tiba-tiba menghilang. Patut untuk diketahui bahwa aku sama sekali jarang pergi ke kafe, dan pertama kali aku ke kafe, aku langsung duduk berdampingan dengan orang yang memiliki latar belakang budaya dan kebiasaan yang sama sekali berbeda denganku. Biar aku ceritakan apa yang aku maksud. Photo by Debashis RC Biswas on Unsplash Pertama, wanita di sebelah kiri. Aku kira hanya mahasiswa biasa yang pergi mengerjakan tugas deadlinenya nanti sore, di kafe bersama temannya. N