Langsung ke konten utama

Kontrol

Sistem yang baik, selalu punya mekanisme kontrol yang baik pula. Sebagai contoh, sistem kehidupan terkecil di tubuh, yaitu sel, harus bisa menentukan dengan tepat soal protein apa yang harus diproduksi, protein apa yang harus di-stop produksinya, dan seberapa banyak jumlahnya. Selain karena kebutuhan normatif sel tersebut, ia juga harus mampu mengadaptasikannya pada berbagai kondisi tubuh secara umum, atau lingkungan biologis disekitarnya secara khusus.

Nah, proses adaptasi ini umum terjadi dalam mekanisme umpan balik (feedback).

Sel itu, sebutlah ia normalnya memproduksi Insulin dalam jumlah yang konstan. Kalau suatu waktu sel menerima informasi bahwa kadar glukosa darah tiba-tiba meningkat. Ia akan menaikkan produksi Insulin-nya. Itu namanya umpan balik positif.

Kalau asupan glukosa ke sel tersebut turun, maka produksi Insulin juga akan di-stop/di-kurangi. Itu namanya umpan balik negatif.

Itu adalah tugasnya dari sel beta di pankreas. Nah, hal yang tidak mungkin (dan tidak boleh) dilakukan sel beta salah satunya adalah memproduksi protein-protein pada kelenjar air mata (lysozime, mucin, dsb.). Ya, simply karena itu bukan jobdesk nya dia.

Tapi, catatan soal jobdesk-nya sel itu (SOP), ada di DNA-nya sel, mulai dari apa yang harus mereka lakukan, sampai bagaimana mereka merespon terhadap di sekitarnya.

Ini berarti, jika SOP-nya masih normal, maka mekanisme kontrol umpan balik tadi akan selalu menghasilkan respon yang diharapkan.

Beda cerita kalau SOP-nya diubah/berubah.

Maka, semua proses yang terjadi setelahnya akan kacaww.

Sistem kontrol bisa diakali dengan berbagai cara, bisa dengan menipu reseptor, menghambat reseptor, memanipulasi ekstrasel, dan yang paling canggih ya ini: mengubah SOP.

Tapi, ini bukan tentang sel, teman-teman.

Komentar