Langsung ke konten utama

Ini Pengalamanku Dalam Upaya Memahami Sistem Manajerial Apotek (True Story)

Sistem managerial ya? hemm ya karena ini PKPA, sebenarnya mereka tidak secara eksplisit menjelaskan: "nih begini sih sistem managerial kita, ini begitu, itu begini, dan sebagainya", tapi walaupun _kita tidak bertanya_, akan terlihat sendiri alur pekerjaan itu menggambarkan sistem manajerial yang mereka terapkan. Tapi mari kita mulai dari awal. Sewaktu aku dan kawanku pertama kali datang ke apotek, kami mendengarkan ceramah dari si pimpinan apotek, intinya sih kepala cabang, atau bahasa kerennya Branch Manager. Disitu kami baru belajar kalau ternyata ada lho yang namanya Branch Manager, dan oleh beliau kami dikenalkan oleh Apoteker Pendamping, yang merupakan orang asli Bangka Belitung, yang ternyata suka lagu indie senja kopi gitu, yang akan jadi pembimbing kami selama PKPA di apotek. Bapak Branch Manager ini gak banyak terlibat dengan kami lagi setelah itu, sebab beliau berpesan jika ada yang ditanyakan, silahkan tanya saja pada mas Aping itu.

Selanjutnya, setelah mendengarkan ceramah, kami langsung dibawa berkeliling. Kami dikenalkan sama semua orang yang ada di apotek. Dari situ, kami mulai menata satu per satu blok-blok yang ada dalam kotak-kotak hirarki manajerial. Bergumam dalam pikiran: "Ooh rupanya ada bag. Keuangan, ooh bagian peracikan resep ada tugasnya sendiri-sendiri, ooh rupanya bagian checking dan pengemasan ada bagiannya tersendiri, ooh rupanya ada apoteker di apotek ini hanya datang (bersama owner) jika ada hal penting saja"

Setelahnya dibawa berkeliling, sambil juga menghapal lokasi rak-rak kelas terapi obat yang ada, aku mengingat-ingat nama dan tanggung jawab yang diemban masing-masing orang. Tapi ya akhirnya lupa juga. Untungnya, rekanku bertanya satu hal yang Amat Penting, bukan Amat Jordi pemain timnas, yaitu Standard Operational Procedure.

Nahh baru kemudian jelas sistem manajerial itu tergambar dalam dokumen ini. Sebab dalam dokumen ini, selain memuat rincian tugas dari masing-masing tanggung jawab, juga menjelaskan alur komando dan kontrol yang dimiliki oleh masing-masing pengemban tanggung jawab. For example, apoteker pendamping ternyata memiliki kedudukan sedikit lebih rendah daripada APA, tapi tetap punya power yang setara untuk para rekan TTK. Dan seterusnya dan seterusnya.

Jadi, pada prinsipnya, dalam praktek, sebenarnya kita akan mampu untuk memahami sendiri bagaimana hirarki manajerial yang berjalan dalam suatu komunitas kerja seperti apotek itu. Akan tetapi, mendapatkan dokumen tertulis perihal standar manajerial yang mereka perlukan akan sangat membantu kita.

Photo by Nathaniel Yeo on Unsplash

Oh iya, dalam teori, sebenarnya sistem manajerial apotek dapat kita peroleh dengan jelase, dengan bertanya pada ChatGPT atau Google. Tapi pada praktiknya, pasti akan terdapat berbagai perbedaan. Sehingga itulah sisi paling menarik dari kerja praktik: mempertanyakan mengapa di sini mengerjakan A, padahal seharusnya kan B, dan sebagainya.

Sekian jawabanku, semoga bisa membantu dalam memahami bagaimana sistem managerial di appyek.

Komentar