Langsung ke konten utama

Postingan

Mendirikan Tenda dan Tali Temali

Oke, seperti biasa, dalam upaya memelihara kisah dan pengalaman di masa lalu, aku akan menceritakan kembali kegiatanku di Pramuka. Rabu, 5 Maret 2014 Waktu itu sebenarnya libur sekolah, karena kelas 12 sedang try out dan seluruh ruang kelas dipakai. Sehingga hari ini tidak ada latihan. Namun, aku tetap datang ke ruang pramuka untuk rapat. Iyaa, rapat lagii. Ngebahas kebutuhan anggaran, program latihan, dan program kerja. Selebihnya aku tak tahu, tak ingat. Yang pasti, jika ke ruang pramuka, sudah dipastikan aku selalu menghabiskan banyak waktu di sana apakah itu bersama dengan si Carwan atau yang lain. Sabtu, 8 Maret 2014 Hari ini para anggota latihan dengan proper, dengan belajar mendirikan tenda dan tali-temali. Sepertinya, rapat minggu kemarin benar-benar efektif. Latihan hari ini juga diakhiri dengan sparing bola. Pelaksanaan program sajibcu juga sukses. Mantaplah. Aku juga mencatat bahwa hari itu ada sharing dimana dipertimbangkan untuk penghapusan beberapa butir program latihan d

Setup Gnomio Free

Catatan yang aku buat mengenai setup ekosistem gnomio-nya Pharma UKAI. Bener-bener sulitt 😂 Sungguh besar effort-ku waktu mempelajari cara menggunakan ini 😓 Mana senior ga ada yg mau ngajarin, berlindung di balik: "lah, kita dulu juga buat sendiri dari nol." 🤣. 1. Registering site 2. Force login > Site Security Settings 3. disable guest login > Manage authentication 4. enable both username/email login > Manage authentication 5. Account creation instructions > Manage authentication 6. Front page settings 7. Languange site settings > Language packs 8. Theme selector 9. Uploading users > Upload users Kekurangan bulk-uploading: ketika ganti password tidak ada notifikasi di email. Jadi memang lebih baik buat akun sendiri-sendiri saja, toh lebih mudah seperti itu. 10. Force students to disable editing name > Manual Accounts https://www.youtube.com/watch?v=8zWsFygl2No 11. Browsing users > Browse list of users 12. Creating cohort for class > Cohorts 13.

Sisa-sisa Perjuangan Pharma UKAI

Ini adalah setting yang aku buat saat jadi project manager di Pharma UKAI. Kesempatan yang langka, karena waktu itu aku merasakan sedikit suasana startup pendidikan. {WORK TO DO} ✅ Designing launch poster PPKM-Apoteker - Checking Books Content (Quests & Resumes) - include aff-marketing setup for PPKM Apoteker ✅ Creating copy for PPKM-Apoteker Launching ✅ Create 3x4 posters for PPKM-Apoteker Launching ✅ Finalize posters ✅ Finalize pricing ✅ Finalize registration pathways & paying mechanism ✅ setup linktree ✅ Launch programs at instagram (delegate) ✅ Launch programs at telegram (delegate) ✅- broadcasting - Re-Setup form feedback for other programs - Designing zoom background 1920px by 1080px (16:9 aspect ratio) (MEDIA) __________ SYSTEMS: - Setup socmed work-flow for content creations (for promotional & non-promt) - Setting social media Trello, discuss it w/ Harena or Rissa ________ PPKM-A: - Kasi info progress di grup PPKMA, kasi tunjuk hal-hal yg bisa dilakukan ____________

Obrolan di Twitter soal Jual Beli Properti Rumah dan Tanah

 "Makanya kalo beli rumah tuh yg udah ada sertifikatnya..." Pasti ud aman? Blm tentu. Biasakan kalo beli rumah diawal selalu lakukan cek intip sertifikat ke BPN. Ini utk ngecek apakah sertifikat yg mau kita beli itu lg dlm sengketa atau tdk. Minta tlg notaris kalo bingung. Indikasinya biasanya terlihat dr ada / tidaknya blokiran terhadap sertifikat tsb yg menandakan ada permasalahan yg sedang berjalan terkait ssrtifikat tsb. Beli rumah jgn keburu napsu, apalagi liat harga miring, lokasi bagus, main sikat beli cash langsung AJB. Pas mau dibalik nama eh masih sengketa ternyata. Apalagi kalo punya rumah ngga dibuat buat sertifikat hak milik, lama ngga dibuat bisa tiba tiba ada orang lain yg bikin. Di beberapa bank, utk kpr unit properti yg bekerjasama dgn developer biasanya sdh ada PKS induk antara bank dan developernya. Jd aspek legalnya sdh clean n clear di awal. (reply to) berarti lebih aman klo yg bisa kpr ya krn pasti bank akan cek legalitas dan semacam nya dlu sebelum akad

Kegiatanku di Pramuka

Rabu, 26 Februari 2014 Waktu itu, lagi-lagi ada rapat. Kali ini rapatnya dengan pak Badrul. Topik yang dibicarakan adalah seputar keuangan organisasi yang menurut ingatanku, saat itu, sedang seret. Akhirnya, dalam salah satu hasil rapat diputuskan bahwa semua anggota akan ditagihkan uang kas, baik itu yang hadir maupun yang tidak hadir. Disebutkan juga bahwa kontribusi uang kas tersebut akan diperhitungkan juga sebagai poin partisipasi dan nilai ekstrakurikuler. Sepertinya, waktu itu adalah untuk kali pertama aku dihadapkan pada problem keuangan organisasi. Organisasi nonprofit seperti ini, memang tidak bisa berbuat banyak selain mengandalkan patungan a.k.a gotong royong, dalam pembiayaan kegiatannya. Dan memang, saat itu, seingatku kebijakan penagihan uang kas sangat longgar. Aku yang waktu itu punya uang jajan terbatas pun jadi pasrah saja dan menerima. Kalau aku yang sekarang ada di situ, besar kemungkinan aku akan protes 😅 Maklum, sudah bisa cari duit sendiri. Waktu itu juga, lagi

Digital Detox (Serious Version)

Iyap benar, ini adalah perjalanan digital detox versi serius, yang mulai aku lakukan sejak 19 Desember 2023. Sebenarnya alasannya simpel, supaya aku benar-benar serius menyelesaikan proposal tesis di akhir-akhir waktu yang semakin mepet ini. Di hari ketiga, yaitu hari saat tulisan ini di rilis, aku melakukan refleksi terhadap daftar distraksi yang aku alami selama tahun 2023 ini. Berikut ini adalah hasil refleksiku. Daftar distraksi: Instagram : aku sudah lupa kapan terakhir kali menginstall app-nya, sehingga aku hanya bisa membukanya via browser, dan itu pun harus login dahulu. Meskipun terkadang aku membuka Instagram secara tidak sadar (iya benar, selalu saja tiba-tiba akun ingin login kembali) akhir-akhir ini aku kebanyakan hanya membuka instagram untuk ngepoin story dan post dari akun event-event perpolitikan dan tokoh-tokoh yang sedang hangat dibicarakan, seperti bijakmemilih, ubahbareng, bivitrisusanti, harisazhar, okkisutanto, dll. Pun ternyata dari membuka-buka Instatgram hari

Semua Pendapat Saya dan Diskusi di Grup WhatsApp Soal Krisis Pengungsi Rohingya

Ada baiknya fokus pemerintah itu: bagaimana mengembalikan Rohingya ke Cox's Bazar , Bangladesh. Bukan malah membuat "Cox Bazar kedua" di sini. Presentasi Hendrik Therik (UNHCR) 16 Desember 2023 Cox Bazar di Bangladesh itu bertetangga dengan Rakhine. Kalau Myanmar sudah damai, tidak perlu repot mengembalikan Rohingya ke asalnya. Menerima Rohingya di Aceh itu bukan sebuah solusi, justru akan membuat gelombang kedatangan mereka semakin banyak dan menimbulkan persoalan baru. Paling tepat adalah menyelesaikan persoalan Rohingya di akar masalahnya, yaitu di Myanmar, secara geopolitik dibutuhkan peranan ASEAN untuk menekan Myanmar. Menyangkut kemanusiaan tak ada perdebatan, saya sependapat. Pertanyaan kok bisa bebas mereka masuk ke batas negara kita? Lalu apa mereka bisa membobol pertahanan laut kita? Sehingga sangat bebas mereka berqara wiri dilaut kita ... jika kita tahu ada mereka di laut dgn jumlah sekian2 dilaut, lalu kok masih diam saja? Menunggu mereka mendarat? Why .. Me