Langsung ke konten utama

Tren

Sebagai alat, media sosial adalah suatu sistem yang dapat menunjukkan perilaku dan respon masyarakat terhadap isu tertentu. Dengan demikian, heterogenitas pengguna media sosial berpengaruh besar terhadap pembentukan tren secara organik. Namun, menguasai tren saja tidak cukup untuk bisa mengubah atau mengarahkan perilaku masyarakat secara keseluruhan. Jika tren dikuasai secara kontinu dan terus-menerus, perilaku masyarakat mungkin bisa diubah. Akan tetapi, tren itu bukanlah variabel yang konstan. Ia juga terus-menerus berubah dari waktu ke waktunya, tergantung kepada heterogenitas pengguna media sosial itu sendiri. Kini, seiring berjalannya waktu, tren dapat diarahkan ke tujuan tertentu oleh sekelompok orang yang memiliki maksud tertentu.

Sekelompok orang itu, dapat berupa media massa, organisasi, dan pemerintah. Mereka adalah entitas-entitas yang bisa sesuka hatinya membentuk tren. Hal tersebut menjadi mungkin karena mereka memiliki sumber daya dan teknologi yang dapat mengubahnya. Sumber daya finansial yang besar, mampu menciptakan isu buatan yang cenderung lebih disukai daripada isu lain yang lebih penting. Jika tidak cukup, tren dapat dipaksa untuk bergeser dengan hadirnya amplifier yang mengamplifikasi isu-isu buatan itu.

Walaupun tren media sosial dikuasai oleh masyarakat, media massa dan pemerintah tetap merupakan kunci untuk bisa mewujudkan maksud dan tujuan masyarakat yang sebenarnya. Seperti yang saat-saat ini sedang terjadi di Palestina, yang bisa kita lakukan hanyalah memperlihatkan bentuk-bentuk solidaritas di internet dan menekan pihak-pihak berwenang untuk bergerak. Paling kecil adalah dengan berdoa dan berkeyakinan dalam hati bahwa kita tidak senang dengan tragedi tersebut. Kita mesti sadar bahwa tren saja tidak cukup untuk menyelesaikan permasalahan di Palestina. Perlu usaha langsung dari masinis untuk bisa mengarahkan kereta api kita menuju tujuan yang kita inginkan. Jika masinisnya tidak mau, ganti saja.

...

Photo by Balazs Busznyak on Unsplash

...

Komentar