Langsung ke konten utama

Dua hal yang penting dalam membangun keterampilan

Pelajaran Bahasa Indonesia mungkin akan menjadi pelajaran yang aku sukai jika saja ilmu Biologi tidak ada di dunia ini. Seperti saat itu, mata kuliah Bahasa Indonesia seperti memberikan kesegaran di tengah-tengah mata kuliah eksakta lain seperti matematika, fisika, kimia, dan biologi. Di pertemuan pertama dengan beliau, jujur saja, aku pikir kita akan belajar membuat puisi, syair, dan cerita pendek. Hahaha. Ternyata tidak kawanku.

Kita diberikan tugas untuk mengevaluasi kesalahan tata bahasa dalam skripsi-skripsi yang berada di repositori dan perpustakaan kampus. Sudah pasti tidak mungkin MK Bahasa Indonesia di kampus untuk mahasiswa fakultas sains dan matematika tingkat pertama akan mengajarkan membuat puisi, syair, dan cerita pendek. Kupikir disinilah gunanya UKM-UKM bidang seni, yaitu sebagai sarana pelepas penat dan penyalur bakat mahasiswa.

Setelahnya, bapak Azwardi, yang beberapa hari lalu telah berpulang (Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu), memberikan beberapa patah kata yang secara pribadi sangat memotivasiku untuk kembali menulis. Jujur saja aku tidak ingat persisnya yang beliau katakan. Namun, beliau menganjurkan kami semuanya untuk membuat suatu grup Facebook, yang kami diharapkan secara rutin menulis di dalamnya dan saling memberikan saran dan masukan kepada tulisan teman-teman yang lain.

Saat ini, aku baru tersadarkan bahwa hal yang penting dalam membangun keterampilan menulis (atau membangun keterampilan lainnya) adalah konsistensi dan evaluasi. Sesungguhnya hal itulah yang beliau tekankan saat menyarankan kami untuk membentuk grup Facebook tersebut.

Konsistensi bermakna berlatih secara rutin. Menulis itu seperti melatih otot. Semakin sering otot dilatih, maka akan semakin kuat. Evaluasi adalah kompasnya konsistensi. Konsistensi menjadi tidak berarti bila setiap perulangan yang kita lakukan berisi kesalahan-kesalahan yang tak kunjung kita sadari dan perbaiki. Jika kita sulit mengevaluasi setiap hasil latihan kita secara mandiri, maka meminta rekan kita untuk melakukannya adalah hal yang dianjurkan.

Terimakasih pak, amanat yang engkau berikan saat itu sangatlah bermanfaat buat kami.

Photo by Aaron Burden on Unsplash

..

Artikel ini adalah edisi ke-empat belas dari program 100 hari menulis tanpa henti.

Baca edisi sebelumnya disini:

Refleksi & Kontemplasi: Satu Impian Lagi (munawarsatria.blogspot.com)

Refleksi & Kontemplasi: Sebab gelapnya sejarah (munawarsatria.blogspot.com)

Refleksi & Kontemplasi: Ancaman Terbesar Umat Manusia (munawarsatria.blogspot.com)

Kontak: linktr.ee/munawarsatria 

...

Komentar