Kesuksesan umat manusia dalam membangun peradaban hingga saat ini tak lepas dari peranan akal. Kecerdasan yang dimiliki manusia, memiliki level yang berbeda dibandingkan dengan organisme lainnya. Banyak riset menunjukkan bahwa kecerdasan manusia itu sendiri dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis, seperti kecerdasan spasial, kecerdasan jasmani, dan lain-lain. Tidak ada organisme lain di alam semesta yang mampu mengembangkan kecerdasannya hingga tahap yang demikian, paling tidak hingga saat ini. Sehingga, kita pun dapat bertanya-tanya: mengapa hanya manusia yang dikaruniai akal/kecerdasan? Kemudian, bagaimana jika kita menemukan organisme lain di luar sana yang kemampuan akalnya sama atau lebih dari manusia?
Seperti film-film fiksi ilmiah, mungkin umat manusia untuk pertama kalinya, telah menemui tantangan terhebatnya dalam meneruskan eksistensinya di alam. Sejauh ini, bila kita memasukkan konsep evolusi dalam perkembangan ilmu dan teknologi umat manusia, maka kebanyakan inovasi dan penemuan yang hadir adalah akibat dari tuntutan masalah dan ketidak-puasan. Manusia selalu mencari-cari jalan termudah untuk menyelesaikan masalah-masalahnya. Bayangkan jika umat manusia adalah organisme yang menerima apa adanya begitu saja, mungkin tidak ada yang namanya teknologi digital. Sehingga, umat manusia sesungguhnya hingga saat ini berevolusi disebabkan hasratnya sendiri.
Jika umat manusia menemukan ancaman non-manusia yang memiliki kecerdasan sama atau lebih dari mereka, maka jelas itu adalah ancaman paling terbesar bagi eksistensi mereka. Umat manusia akan dipaksa untuk berevolusi tanpa memikirkan hasrat masing-masing individual, sebab yang menjadi taruhan bukan lagi ketidak-puasan/ketidak-nyamanan, melainkan eksistensi spesies mereka di alam semesta.
Wow.
...
Photo by Greg Rosenke on Unsplash |
...
Artikel ini adalah edisi ke-tiga belas dari program 100 hari menulis tanpa henti.
Baca edisi sebelumnya disini:
Refleksi & Kontemplasi: Media dan Fokus Masyarakat (munawarsatria.blogspot.com)
Refleksi & Kontemplasi: Satu Impian Lagi (munawarsatria.blogspot.com)
Refleksi & Kontemplasi: Sebab gelapnya sejarah (munawarsatria.blogspot.com)
Kontak: linktr.ee/munawarsatria
...
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bijak bestari.