Langsung ke konten utama

Postingan

Confidence Intervals Concept

Confidence Intervals (CI): Definition: A CI is a range of values that likely contains the true population parameter (e.g., mean) with a certain level of confidence (e.g., 95%). Interpretation: We can be 95% confident that the true population mean falls within the calculated interval. There's a 5% chance it falls outside. Width: The width of the CI depends on: Sample size: Larger samples lead to narrower CIs (more precise estimates). Variability (standard deviation): Less variable data (lower SD) results in narrower CIs. One-sided vs. Two-sided CI: A two-sided 95% CI has a 2.5% chance of error in each direction (upper and lower limits). A one-sided 95% CI can be derived from a two-sided 90% CI by focusing on only one direction (upper OR lower limit). This reduces the total error chance to 5%. Statements in Statistics: Statement 1: This refers to the conclusion drawn from the data, typically about a central tendency measure (mean, median) or other statistical summaries. Statement 2:

Negosiasi Mazhab Kremlin

Sepertinya sudah 1,5 tahun sejak aku pertama kali berkarir sebagai seorang apoteker, dan langsung dihadapkan pada proses membangun semuanya hampir dari nol. Waktu itu, aku untuk pertama kali menyadari gap knowledge dan skill yang amat lebar dalam karir profesional ini: ilmu komunikasi. Hemm, begitulah temanku. Padahal ini ilmu yang sangat penting. Aku sadar betul bahwa dalam setiap pertemuan dengan sales distributor dan produk manager dari obat-obat dan alkes yang datang, tidak ada satu pun kesepakatan menguntungkan yang terjalin buat klinik yang baru ini. Yang ada hanyalah kesepakatan standar yang sama halnya dengan outlet-outlet lain yang sudah ada. Yaa kalau begitu, untuk apa ada pertemuan dan pembicaraan jika memang yang dibicarakan sudah pasti akan disepakati? Kalau boleh, mungkin aku akan memberikan buku Igor Ryzov ini ke aku yang hidup pada bulan November 2022 itu. Saat itu, dia pasti akan langsung membacanya hingga habis.

Reading List

Pos ini memuat daftar buku yang sudah dan sedang kubaca. Biar apa? Biarin. Biar self-tracking, dan kadang aku seringkali membuat ulasannya di blog ini (atau di Instagram), sehingga ulasan tersebut bisa aku buat hyperlink di pos ini. Sedang dibaca: Eka Kurniawan - Cantik Itu Luka Tara Westover - Educated Darrel Huff - How to Lie With Statistics Charles Wheelan - Naked Statistics Philip Rowe - Essential Statistics for the Pharmaceutical Sciences Dale Carnegie - How to win friends and influence people Igor Ryzov - The Kremlin School of Negotiation Jules Verne - Twenty Thousand Leagues Under the Sea Sudah dibaca: Jostein Gaarder - Dunia Sophie Ajahn Brahm - Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya Mario Vargas Llosa - Lima Sudut JS. Khairen - Kado Terbaik G.J.F. Biegman - HIKAJAT TANAH HINDIA Miaki Sugaru - Three Days of Happiness George Orwell - 1984 George Orwell - Animal Farm Tan Malaka - Madilog JRR Tolkien - The Hobbit Fumitake Koga & Ichiro Kishimi - Courage To Be Disliked Mark Manson

Cara Evaluasi Pembelajaran yang Baik

Sebenarnya cara evaluasi pembelajaran yang baik itu seperti apa? Guru Gembul dalam sebuah podcast di Malaka Project bilang bahwa seorang siswa yang bisa potong rambut teman-temannya bisa lulus dalam suatu mata pelajaran. Wahh kupikir itu bagus, bahwa bentuk evaluasi itu tidak mesti saklek mengikuti standar, tapi beradaptasi mengikuti manusia yang dievaluasi. Tapi, sepertinya aku tidak setuju jika hal yang demikian dilakukan pada level perguruan tinggi/universitas, bukan karena tidak mau, tapi karena memang tidak cocok. Kenapa? Pertama, penilaian di pendidikan tinggi sebenarnya sangat berbeda dengan di pendidikan dasar-menengah. Murid-murid di pendidikan tinggi, biasanya sudah sadar dengan kehendak sendirinya, bahwa mereka akan menjadi seorang ahli psikologi, seorang ahli ekonomi, atau pun seorang insinyur teknik. Mereka sadar dengan sendirinya, bahwa mereka datang ke perguruan tinggi itu untuk menjadi seorang profesional di bidangnya. Nah, disitulah bedanya: profesional. Mahasiswa di p

Dokumentasi

Baru saja selesai nonton videonya bang David Gadgetin, muncul iklan Samsung S24 Ultra yang langsung saya close pada 3 detik pertamanya. Terlihat scene orang-orang yang menonton ballad concert, secara kompak mengangkat handphone, menyalakan kamera, seperti disutradarai oleh seorang mastermind. Ya tentu ada sutradara, namanya juga iklan :/ Tapi, tentu saja itu bukan hal baru. Seorang mastermind itu tahu budaya dokumentasi sudah mulai ada sejak pertama kali piranti telekomunikasi punya kamera, dipercepat dengan facebook, instastory, dan TikTok. Hemm, oleh karena itu kini Samsung S24 Ultra hadir dengan teknologi terbaru, kamera 1 juta megapixel, sensor ultrainsting +kenbunshoku, dan superanti-goncang. Jiakhh malah iklan . Tapi, memang kapan sih kita semua punya waktu untuk meninjau ulang? Dokumentasi itu (arsip), di PBF biasanya cuma disimpan tiga tahun. Abis itu dibuang . Ada peraturan retensi arsip yang dibikin oleh ANRI, diklasifikan arsip itu dalam tiga kategori: bernilai administrasi,

Tipuan Rerata

Rerata itu menipu kalau datanya tidak terdistribusi normal. Misal, kamu tahu bahwa GDP per kapita Indonesia itu 100 dollar. Yang harus kamu tahu selanjutnya adalah berapa banyak yang pendapatannya < 100 dollar per tahun, dan berapa banyak yang > 100 dollar per tahun. Kemudian bandingkan. Ketimpangan itu bisa "disembunyikan" oleh rerata. Hmmm secara tidak sadar  di-prank statistik.. 👀 Kamu tahu ada mean, median, mode. Untuk data dengan outliers (skewed-data) harusnya kamu pakai median sebagai alat pemusatannya. Tapi, mungkin pemangku kebijakan pun lebih suka mean. Biar kelihatan "progressnya". Kalau ada waktu lebih, mungkin aku akan merekomendasikanmu untuk belajar statistika. Paling tidak jadi punya alat baru dalam mengambil keputusan? 🙏 Kesimpulannya, apa yang harus dilakukan ketika menemukan data rata-rata? "Ketahuilah bahwa umumnya data tidak terdistribusi normal ".

Postingan Waktu Lulus Nanti

Sepertinya ketika lulus nanti aku akan membuat postingan seperti ini saja sebagai bukti bahwa aku pernah lulus dari sini. Hari ini, tanggal sekian bulan sekian tahun sekian aku telah lulus dari universitas ini sejak menjadi mahasiswanya pada tanggal sekian. Aku tidak hanya menjadikan pos ini sebagai checkpoint, tapi juga bukti bila suatu hari nanti, aku kehilangan bukti bahwa aku pernah menjalani pendidikan dan lulus dari sini. Dengan demikian, semua orang yang nantinya akan berkomentar, apakah itu memberi selamat, atau sekedar menyukai pos ini, akan menjadi saksi bagi kehadiran bukti ini. Terimakasih atas segala bentuk apresiasinya. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pos ini, akan aku ceritakan ulang, bagaimana aku bisa diterima, belajar, dan akhirnya lulus juga. Ya, semoga bisa jadi pembelajaran. Terlebih buatku pribadi sebagai pengingat. Sedikit saja aku pos kehidupan kampusku, sebab itu-itu saja, dan membosankan. Maka, tulisan inilah mungkin satu-satunya dokumentasi yang pali