Langsung ke konten utama

Plus Ultra

Membahas alam semesta dan misterinya memang sangat seru dan seperti tidak ada habisnya. Pendaratan HOPE Mission milik negara Uni Emirat Arab kian memperlihatkan bahwa teknologi eksplorasi luar angkasa bukan hanya milik negara adidaya, melainkan juga negara-negara maju lainnya. Tianwen-1 milik Tiongkok, dan Mars Orbiter Mission milik India juga ikut serta meramaikan upaya umat manusia untuk memperkuat dominasinya di tata surya.

Berbicara mengenai dominasi tata surya, maka kita mesti dahulu mengenal posisi kita saat ini. Menurut Nikolai Kardashev, peradaban dapat dikategorikan menjadi level-level tertentu berdasarkan kemampuan peradaban tersebut dalam mengelola sumber daya di lingkungan tempatnya berada secara efektif dan efisien.


Peradaban Level 1 : Mengelola sumber daya di planet tempatnya berada

Peradaban Level 2 : Mengelola sumber daya di sistem tata surya tempatnya berada

Peradaban Level 3 : Mengelola sumber daya di galaksi tempatnya berada

Peradaban Level 4 : Mengelola sumber daya di alam semesta tempatnya berada (universe civils)

Peradaban Level 5 : Mengelola sumber daya di banyak alam semesta sekaligus (multiverse civils)

Peradaban Level 6 : Mengelola ruang & waktu (dan mungkin mampu menciptakan alam semesta?)

Peradaban Level 7 : Mengelola seluruhnya?


Level peradaban tersebut dikenal dengan nama Kardashev Scale. Secara teoritis, pengelompokan skala tersebut memang sulit untuk dibuktikan sebab hanya berdasarkan logika semata. Pun peradaban kita saat ini, menurut Carl Sagan belum sepenuhnya mencapai Peradaban Level 1. Jika Peradaban Level 0 (paling rendah) adalah situasi dimana suatu peradaban sama sekali belum mampu mengekstrak energi dari sekitarnya yang direpresentasikan dengan nilai 0 dan Peradaban Level 1 direpresentasikan dengan nilai 1, maka situasi umat manusia di zaman ini kurang lebih berada di kisaran 0.7. Seorang futurolog, Michio Kaku, mengungkapkan bahwa jika umat manusia meningkatkan konsumsi energinya 3% setiap tahunnya, maka 100-200 tahun kemudian kita akan mencapai Peradaban Level 1 sepenuhnya.


Banyak futurolog percaya bahwa kemajuan peradaban di masa depan berhubungan kemampuan peradaban itu untuk mengatasi berbagai variabel seperti pertambahan populasi, penggunaan energi, serta pembangunan yang berkelanjutan. Eksplorasi luar angkasa juga adalah hal yang esensial, sebab berkaca dari sejarah, kemajuan peradaban tidak akan didapat tanpa adanya eksplorasi. Christopher Columbus membuktikan bahwa “di luar sana” masih banyak hal yang bisa kita amati. Ia tidak mempercayai semboyan Ne Plus Ultra yang terukir di pilar-pilar monumen peninggalan Hercules di selat Gibraltar.


Kini semboyan Plus Ultra mungkin tetap menjadi semangat bagi para eksplorator luar angkasa. Mereka percaya bahwa batasan bukanlah penghalang, akan tetapi gerbang untuk kita buka untuk naik ke level selanjutnya.


Photo by Bryan Goff on Unsplash



Artikel ini adalah edisi kedua dari program 100 hari menulis tanpa henti.


Baca edisi pertama disini

Refleksi & Kontemplasi: Manajemen Stok Beras di Rumah (munawarsatria.blogspot.com)


Kontak: linktr.ee/munawarsatria 

Komentar