Konsumsi rata-rata, waktu tunggu, dan stok aman adalah variabel-variabel yang menentukan dalam proses perencanaan pengadaan produk-produk berbasis barang. Konsumsi rata-rata (Average Consumption) adalah jumlah barang yang terjual/dikonsumsi setiap satuan waktu tertentu. Waktu tunggu dan stok aman berhubungan erat dengan mekanisme distribusi. Distribusi barang bukan proses yang instan, sehingga diperlukan sebuah sistem yang dapat memasukkan variabel distribusi dalam proses pengadaan produk. Waktu tunggu (Lead Time) adalah salah satu hal yang diakibatkan oleh proses distribusi. Definisi waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan bagi suatu barang untuk sampai di lokasi pemesannya. Sementara itu, stok aman (Safety Stock) adalah jumlah stok cadangan yang tersedia untuk menanggulangi ketidakpastian dalam proses distribusi.
Ibu rumah tangga adalah manajer pengadaan barang yang handal. Sebulan-dua bulan ia berumah tangga, mestilah ia tahu berapa konsumsi rata-rata beras di rumahnya setiap waktunya. Menurut data yang ia miliki, beras 1 sak 10 kg dapat habis dalam waktu 1 bulan, sehingga itulah konsumsi rata-ratanya untuk beras (average consumption). Untuk membeli 1 sak beras tersebut ia memesan dahulu via WhatsApp kepada penjual beras. Ia adalah wanita karir yang sibuk bekerja dari pagi hingga sore hari, sehingga lebih memilih untuk memesan kebutuhan harian di rumahnya via layanan digital. Menurutnya hal itu lebih efisien, baik dari segi waktu maupun biaya.
Setelah dua sampai tiga kali ia menggunakan layanan pemesanan beras tersebut, ia tahu bahwa rata-rata waktu yang dibutuhkan 1 sak beras untuk sampai di rumah adalah 3 hari (lead time). Dengan demikian, tidak mungkin ia memesan beras untuk dikonsumsi keluarganya pada tiga hingga satu hari terakhir sebelum butir terakhir stok berasnya habis. Paling telat, ia harus memesannya empat hari sebelum berasnya habis. Namun, tetap saja sebenarnya ia telah melebihkan perhitungan konsumsi beras bulanannya dalam wujud safety stock. Dunia menurutnya penuh dengan ketidakpastian. Sehingga ia memegang erat prinsip “lebih itu lebih baik daripada kurang”. Jika memang berasnya di rumah pun berlebih, ia sudah terbiasa untuk mendermakannya ke orang-orang sekitar. Wanita karir yang dermawan yang pandai memanajemen stok beras.
Photo by Pille R. Priske on Unsplash |
...
Artikel ini adalah edisi pertama dari program 100 hari menulis tanpa henti.
Kontak: linktr.ee/munawarsatria
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bijak bestari.