Langsung ke konten utama

Jatuh Bangun Pasar dalam Teori Schumpeter

Seperti biasa, ini adalah tulisan yang aku buat untuk mereproduksi apa yang aku baca setiap harinya, sehingga membantuku untuk menghubungkan nodes-nodes dalam setiap neuron. Sebab ini adalah tulisan "sekali-jalan", maka advice-nya adalah jangan telan isinya mentah-mentah. Walaupun demikian, semoga artikel ini bisa bermanfaat 😎


The Great Depression yang terjadi pada dekade 1930-an adalah contoh breakthrough (terobosan) dalam siklus ekonomi yang jadi poin penting dalam gagasan Joseph Schumpeter. Terobosan dalam analogi ini mungkin bisa dibayangkan seperti gambar di bawah ini.


Dimana dalam setiap siklus eksploitasi pasar yang dilakukan kapitalisme, earning akan terus dipompa hingga ke level tertentu yang meningkat dengan kecepatan yang mendekati-eksponensial. Namun, pada suatu waktu akan ada satu-dua entrepreneurs yang menciptakan satu terobosan baru, untuk market yang sama sekali baru, yang kemudian akan selamat dari market crash, yang kemudian memulai satu siklus eksploitasi baru atas market baru itu.

Terobosan itu mirip seperti jalur kereta api yang menembus pegunungan Alpen yang menjulang tinggi, seperti grafik profit yang dikeruk dari pasar pada laporan keuangan.

Pandangan Schumpeter soal bagaimana keuntungan dihasilkan, jelas berbeda dari dua pendahulunya yang saling bertolak-belakang. Satu menganggap bahwa keuntungan itu dihasilkan dari modal yang diinvestasikan kembali pada bisnis, yaitu smithsonian economy. Satu lagi menentangnya, karena menilai bahwa buruh adalah faktor yang dieksploitasi oleh pengerukan keuntungan. Mana yang benar? Biarlah para economist masa depan yang menjawabnya, tapi yang aku pahami adalah, pandangan Schumpeter ialah salah satu bentuk Synthesis dari pemikiran pendahulunya.

Terobosan dalam ekonomi digerakkan oleh inovasi. Sesuatu yang akhir-akhir ini sering banget digaungkan oleh para founder dan executive startup dalam webinar-webinar mereka. Inovasi dalam konteks ini, artinya inovasi yang bersifat disruptif, yang mampu menghasilkan market yang sama sekali baru dan unexploited-before.

Penciptaan market baru, dan kejatuhan market lama adalah point of view yang dipikirkan Schumpeter, sewaktu beliau hidup pada masa terjadinua The Great Depression pada 1930-an.

Akan tetapi, jika capitalist akan terus berusaha menciptakan market baru, dan meninggalkan market lama, mungkin sistem ekonomi kapitalisme adalah sistem terbaik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang sustainable. Sebab, pada dasarnya secara akumulatif, kekayaan akan terus terkumpul, tersebar, dan bertambah dalam setiap siklus grow-and-crash. Tapi, apakah memang ini yang terbaik?

Hanya waktu yang dapat menjawabnya, dan sejarah yang akan menuliskan catatannya.

Check my profile at Instagram. Image from Unsplash.

Komentar